Beratnya Godaan Menulis Topik Artikel Populer

Menulis topik artikel populer adalah godaan yang sulit dihindari. Padahal, keberlangsungan aktivitas menulis bisa terancam oleh kebiasaan seperti ini.

Pernahkah Anda tergoda untuk menulis artikel dengan tema yang sedang populer, sedangkan kita tidak menyukai dan tidak menguasainya? Godaan yang membuat Anda meninggalkan topik yang sebenarnya lebih Anda kuasai?

Joseph Joubert pernah menasihati kita untuk tidak menulis sesuatu yang tidak memberikan kesenangan bagi kita. Tentu saja sulit mengharapkan datangnya rasa senang saat kita menulis hal-hal yang tidak kita minati.

Masih menurut Joubert, emosi yang dirasakan oleh seorang penulis akan mudah berpindah ke para pembacanya.

Kedua kalimat yang diucapkan penulis yang tidak pernah menerbitkan karya semasa hidupnya itu mengingatkan kita akan “bahaya” menulis yang dilakukan secara “terpaksa”. Perasaan tidak nyaman yang kita rasakan saat menulis bahasan yang tidak kita sukai akan merembet kepada orang-orang yang kelak akan membaca tulisan kita.

“Never write anything that does not give you great pleasure. Emotion is easily transferred from the writer to the reader.” 

Joseph Joubert

Nasihat tentang keuntungan menulis hal-hal yang sesuai dengan minat telah sering saya dengar. Namun tidak pernah terlintas dalam benak saya adanya hubungan antara perasaan penulis dengan emosi pembaca.

Selama ini yang saya bayangkan sebatas dampak bagi diri saya sendiri selaku penulis. Ketika menulis sesuatu yang tidak saya minati, memang ada perasaan berat untuk menyelesaikannya.

Hati-Hati, Emosi Buruk Bisa Menular kepada Pembaca

Hubungan antara emosi tidak baik yang diderita oleh penulis dengan perasaan serupa yang akan dirasakan juga oleh pembaca merupakan sebuah perspektif baru. Jadi sekarang semakin jelas kerugian yang timbul akibat menulis hal-hal yang tidak sesuai dengan minat kita.

Kerugian pertama akan kita rasakan pada saat itu juga. Menulis sesuatu yang tidak kita sukai akan terasa jauh lebih susah ketimbang menulis hal-hal yang telah kita akrabi sebagai kesenangan kita.

Silakan baca kisah Stephen King berjuang menghadapi banyak penolakan penerbit semasa awal karier kepenulisannya.

Kemudian ada lagi kerugian kedua yang secara tidak langsung juga akan kita rasakan. Emosi tidak baik yang menjalar kepada pembaca dan berpengaruh buruk terhadap pandangan mereka atas tulisan kita.

Godaan Menggiurkan Berwujud Menulis Topik Artikel Populer

Kebanyakan dari kita sudah memahami adanya ketidaknyamanan sehubungan dengan menulis topik yang tidak kita kuasai. Namun tidak gampang mengarahkan diri untuk menulis tema-tema yang kita kuasai karena kita memiliki minat untuk menggeluti tema-tema tersebut.

Salah satu godaan yang sulit dilawan adalah adanya keinginan untuk memenuhi tuntutan pasar. Tentu kita tidak menguasai semua topik yang banyak dicari orang.

Meskipun kita menyadari hal itu, sering kali kita memaksakan diri untuk menggeluti tema-tema populer yang sebenarnya bukan bidang yang kita kuasai. Adakalanya harapan besar agar tulisan diserbu pembaca menjadi pertimbangan utama yang mengalahkan pertimbangan-pertimbangan lainnya.

Silakan baca juga artikel yang membahas cara mengurangi rasa takut agar tidak menjadi penghambat menulis.

Begitu pula adanya ambisi agar karya kita digemari mesin pencari, biasa disebut Search Engine Optimization (SEO). Kadang-kadang untuk meng-optimasi mesin pencari, kita memaksakan sebuah kata atau kalimat yang kurang elok dipandang dari sisi tata bahasa atau keindahan tulisan.

Masih berkaitan dengan SEO, kabarnya konten dengan jumlah kata yang banyak bisa membikin mesin pencari terpikat dan cepat-cepat menghampiri artikel panjang itu. Adakalanya iming-iming ini mendorong penulis untuk berpanjang-panjang kata, dan barangkali malah akan membuat pembaca bosan dan berlalu begitu saja.

Saya pun tak lepas dari pelbagai gangguan itu dalam proses menghasilkan konten untuk mengisi blog ini.

Belajar Mencintai Apa yang Kita Lakukan dan Kita Hasilkan

Dalam kalimat yang berbeda, Ray Bradbury menyampaikan hal serupa dengan ucapan Joseph Joubert. “Sebaiknya kita hanya menulis apa yang kita cintai.

Walaupun demikian, saya melihat Bradbury tidak “sekejam” Joubert. Penulis fiksi asal Amerika itu menyambung penggalan kalimatnya dengan ungkapan yang cukup melegakan hati penulis yang gemar menyajikan tema yang tidak dikuasainya. “… atau cintailah apa yang kita tulis.

“Love. Fall in love and stay in love. Write only what you love, and love what you write. The key word is love. You have to get up in the morning and write something you love, something to live for.” 

Ray Bradbury

Terima kasih, Pak Bradbury. Anda telah memberi kami, para penulis yang gampang tergoda menulis materi-materi yang tidak kami kuasai, sebuah harapan.

Nah, Ray Bradbury telah “membuka jalan”. Kini, ketika kita tidak mampu menghindarkan diri dari godaan untuk menulis artikel dengan tema-tema yang populer, ada sebuah tugas penting yang harus kita tunaikan. Tugas itu menuntut kita untuk belajar mencintai hal-hal (yang tidak kita sukai) yang kita tuliskan.

Sebab ketika kita telah mencintai suatu pekerjaan, maka kita akan mengerahkan energi yang lebih banyak untuk mendalaminya.  Kita pun tak akan merasa kehilangan energi itu lantaran hati kita diliputi rasa gembira.

Memang sulit menolak godaan untuk menulis topik artikel populer, tetapi kita bisa berusaha mencintai apa yang kita lakukan.

Leave a Comment