Motivasi

Cara Menghadapi Hinaan Orang Ala Crying Wind

Linda Stafford punya cara menghadapi hinaan orang dan mengubahnya menjadi prestasi mengagumkan. Bagaimana penulis itu membalikkan keadaan?

“Ketika berusia 15 tahun, saya mengumumkan di depan kelas bahasa Inggris bahwa saya akan menulis buku dan membuat ilustrasinya sendiri.”

Suatu ketika, Linda mengucapkan sebuah tekad di hadapan teman-teman dan seorang gurunya. Tentu saja ia menyatakannya dengan keyakinan diri tinggi.

Namun, tahukan Anda, apa tanggapan teman-teman sekelasnya?

Silakan baca tulisan tentang sikap bodo amat yang bisa menyelamatkan penulis.

Ternyata, sebagian di antara mereka meremehkan ucapan Linda. Bahkan sebagian lainnya nyaris terjatuh dari kursi lantaran badan mereka terguncang oleh kerasnya suara tawa mereka. Hampir semua orang menunjukkan gestur menyepelekan tekad dan kemampuan Linda.

Barangkali, teman-teman sebayanya masih berpikir terlalu kekanak-kanakan. Kebanyakan anak-anak belasan tahun memang belum mampu membayangkan dampak psikologis omongan mereka bagi orang lain.

Nah, di antara kumpulan anak-anak dalam kelas, ada seorang guru yang tengah mengajar. Tentu saja Linda bisa berharap mendapatkan dukungan moral dari gurunya yang sudah tentu jauh lebih dewasa dibandingkan teman-temannya.

“Jangan ngawur, hanya orang jenius yang bisa menjadi pengarang.”

Itulah kalimat “penyemangat” yang terucap oleh bibir sang guru bagi seorang muridnya yang tengah mendapat cemoohan seisi kelas.

Wow! Apakah kejadian buruk yang menimpa Linda pertanda benarnya peribahasa “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”?

Entahlah. Namun, yang jelas, seakan-akan tak mau kalah dengan para muridnya, sang guru melontarkan penghinaan yang tak kalah kejam.

Menulis dalam Kondisi Apa Adanya

Begitulah kisah masa lalu yang tragis seorang remaja yang bercita-cita menjadi penulis. Buku Chicken Soup for the Soul at Work (1997) mengabadikannya dalam sebuah artikel “Saya Tak Pernah Menulis dengan Benar” yang ditulis oleh Linda Stafford sendiri.

Membayangkan sekian tahun Linda berada dalam lingkungan toksik semacam itu, kita mungkin beranggapan mental gadis itu bakal berantakan. Ia akan segera mengurungkan cita-citanya yang “tak masuk akal” di mata guru dan teman-temannya.

Benarkah kejadiannya demikian?

Ternyata tidak. Beberapa hari saja selepas perundungan verbal yang dialaminya, Linda telah berhasil mencatatkan dirinya sebagai seorang penulis.

Sebuah surat kabar berkenan menayangkan puisi karya Linda dalam salah satu terbitannya. Tak lupa, koran itu juga mengirimkan honor yang pantas. Itu semua merupakan imbalan atas kekuatan hatinya untuk tidak menyerah pada hinaan.

Luar biasanya lagi, teman-temannya tetap “teguh” memegang pendirian mereka dengan terus menertawakan kerja keras Linda. Bahkan, sang guru, pendidik yang semestinya memberikan semangat, justru menjatuhkan moral Linda dengan mengatakan bahwa dirinya sedang mendapat keberuntungan semata.

Beruntung sekali Linda tak larut dalam kesedihan dan keputusasaan. Sebaliknya, pandangan meremehkan orang-orang di sekitarnya dijadikan sebagai pelecut untuk menyemangati dirinya sendiri.

Barangkali kita telah mengetahui kelanjutan karier kepenulisan Linda Stafford. Salah satu masterpiece yang dihasilkannya adalah novel Crying Wind (1977) yang telah diterjemahkan ke dalam 15 bahasa dan juga tulisan Braille. Judul karya ini kemudian dijadikannya sebagai salah satu nama pena dirinya.

Linda bukanlah sosok wanita karier yang melepaskan urusan-urusan lainnya. Ia tetap berperan sebagai seorang ibu rumah tangga yang membersamai pertumbuhan empat anak-anaknya sembari memasak, mencuci pakaian, dan membersihkan rumah.

Menulis hanya “pekerjaan sambilan” yang dikerjakannya di sela-sela kesibukannya mengurus rumah tangga. Dengan cara menulis yang demikian, ia tetap produktif menghasilkan pelbagai karya. Hingga ia menceritakan kisahnya, Linda sudah menorehkan delapan buku, meskipun baru empat yang diterbitkan.

2 Cara Menghadapi Hinaan Orang dan Menerima Keadaan

Mengenai resep keberhasilannya, Linda menyampaikan sebuah pesan yang tegas. Ia mengungkapkan nasihatnya dalam serangkaian kalimat penuh semangat.

“Ya, kamu bisa! Ya, kamu bisa! Jangan dengarkan mereka!”

Rupanya, ia merujuk pada pengalaman pahitnya dikelilingi sekumpulan orang toksik. Pesan yang disampaikannya jelas menyangkut orang-orang semacam ini. Dan, ketika ia mengabaikan “manusia-manusia beracun”, lalu bertemu dengan orang yang bisa menghargai dirinya, Linda melejit dengan karya-karyanya.

Silakan baca juga artikel mengenai rasa percaya diri yang bisa menjadi modal berharga bagi seorang penulis.

Kisah kehidupan Linda memberikan pelajaran berharga bagi kita. Setidaknya, ada dua pelajaran yang bisa kita petik dari pengalaman menulis Linda Stafford.

1. Tekad yang amat kuat untuk terus berkarya telah menguatkan hatinya dalam menghadapi cemoohan orang lain. Ia tidak mempedulikan kata-kata yang meremehkan dirinya, dan terus mengejar cita-citanya.

2. Keadaan “buruk” berupa banyaknya tugas sehari-hari yang harus dijalankannya selain aktivitas menulis diterimanya dengan lapang dada. Alih-alih mengeluh, ia menjalani profesi ganda dengan hati gembira.

Kedua cara itu terbukti menguatkan jiwa Linda. Bahkan, tekadnya semakin kuat ingin membuktikan bahwa dirinya tidak kena mental dan terus berkarya.

Siapa pun dapat mengambil hikmah dari cara menghadapi hinaan orang serta menerima keadaan yang “diajarkan” oleh Linda Stafford.

liliek purwanto

Recent Posts



7 Peribahasa Kocak Generasi Milenial yang Hidup Enak

Inilah 7 peribahasa generasi milenial nan kocak, berkaitan dengan kehidupan mereka. Tentu saja, kehidupan serba…

2 weeks ago

Humor Sepak Bola Tersingkir Gegara STY dan Erick Thohir

Humor sepak bola bisa terkikis habis karena ulah Shin Tae-yong dan Erick Thohir. Satu per…

4 weeks ago

Kisah-Kisah Jenaka Sang Guru Bersahaja

Kisah-kisah jenaka ini hampir mustahil tak bikin Anda tergelak. Tokoh utamanya adalah orang bijaksana yang…

1 month ago

Sesulit Apa Sih, Memproduksi Tulisan Humor?

Sudah lama sekali hasrat menghasilkan tulisan humor menyembul dalam hati. Namun realisasinya selalu tersendat, bahkan…

2 months ago

3 Cara Menang Lomba Menulis Esai Media Nasional

Ingin menang lomba menulis esai yang diadakan oleh media berskala nasional? Silakan simak paparan juri…

4 months ago

Orang Bodoh Menjadi Penulis

Hanya orang bodoh yang mau menjadi penulis. Umumnya penulis tak bisa berharap mendapatkan penghasilan yang…

5 months ago

This website uses cookies.