5 Pelajaran Menulis dari Pemain Sepak Bola

Pelajaran menulis bisa kita dapatkan dari mana saja. Bahkan, para pemain sepak bola di lapangan hijau dapat menjelma sebagai sarana belajar bagi kita.

Nah, kali ini kita akan belajar tentang menulis, terutama sikap yang perlu ditanam dan dipupuk oleh seorang penulis. Pelajaran itu kita rekam dari sepak terjang para pemain sepak bola di lapangan hijau sesuai posisi yang mereka tempati.

Masing-masing posisi memiliki keunikan tersendiri. Keunikan-keunikan itu akan menghadirkan pelajaran yang bisa kita ambil faedahnya.

Pelajaran Menulis dari Posisi Pemain Bola

Kini, kita akan membedah beberapa posisi dalam permainan sepak bola. Ternyata, dalam posisi-posisi itu terkandung pelajaran menulis yang bisa kita petik manfaatnya.

Yuk, kita cermati satu per satu. Mulai dari belakang, ya.

1. Penjaga Gawang

Tugas utama penjaga gawang adalah mempertahankan gawangnya agar tidak kebobolan. Secara umum, kekuatan utama seorang kiper berada di tangannya.

Kiper juga bisa menjadi seorang yang mengawali penyerangan. Umpan yang terukur darinya bisa sangat membantu pemain lainnya menguasai dan mengolah bola untuk memulai serangan.

Nah, dari seorang penjaga gawang, kita bisa belajar ilmu bertahan. Setiap penulis harus mampu mempertahankan diri untuk terus memiliki semangat menulis.

Silakan baca artikel mengenai cara menjaga semangat menulis yang sering naik turun.

Seorang kiper yang baik tidak akan meninggalkan gawangnya meskipun banyak gangguan yang datang kepadanya. Kalaupun ia beranjak dari “sarang”-nya, hal itu dilakukan untuk sesaat saja.

Tujuannya tiada lain mengamankan gawangnya dari serbuan musuh atau membantu serangan timnya. Usai itu, ia akan bergegas kembali ke bawah mistar.

Kita sebagai penulis tak selayaknya meninggalkan laptop hanya karena beberapa kali karya kita ditolak redaksi. Jika kita harus beranjak dari sana karena butuh penyegaran atau ada urusan lain, kita akan balik lagi untuk kembali mengolah kata.

2. Pemain Belakang (Bek)

Seperti sebutannya, pemain ini (hampir selalu) berada di wilayah belakang lapangan. Tugasnya tentu saja menghalau setiap serangan yang mengarah ke daerah pertahanan tim yang dibelanya.

Berkaca pada pemain yang biasa disebut bek ini, kita bisa memetik sebuah inspirasi. Para bek tak akan segan-segan membuang bola jauh-jauh agar tidak mengancam gawang mereka.

Kita pun harus menendang sejauh-jauhnya ancaman yang bisa merongrong kekhidmatan kita merangkai kata. Contohnya, suara hati yang meragukan kemampuan diri, perasaan takut tulisan kita tak bakal memuaskan pembaca, dan hambatan-hambatan menulis semacamnya.

Silakan baca juga tulisan mengenai hambatan menulis yang kerap menggelayuti para penulis (pemula).

3. Gelandang Bertahan

Pemain dalam posisi ini acap mendapatkan julukan yang “seram”. Gelandang perusak, gelandang pekerja keras, gelandang pengangkut air, dan pemain jangkar adalah beberapa contoh sebutan bagi gelandang bertahan dalam tim sepak bola.

Julukan-julukan “sangar” itu jelas mengarah ke sifat kerja keras. Posisi gelandang bertahan memang  biasanya diisi pemain-pemain dengan karakter pekerja keras yang senantiasa mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuan mereka.

Istilah perusak pun tidak harus dimaknai secara negatif. Tujuan para gelandang bertahan adalah “merusak” pola serangan tim lawan agar tidak membahayakan pertahanan tim mereka. Namun, upaya merusak itu pun tetap harus dilakukan dengan cara-cara yang baik, tidak asal melakukan pelanggaran, apalagi mencederai lawan.

Nah, sikap bekerja keras memang harus melekat pada diri seorang penulis. Jangan pernah berpikir sekali dua kali berkarya, seketika nama kita tersohor ke seluruh penjuru dunia dan cuan mengalir deras ke rekening kita.

Silakan baca juga artikel yang membahas godaan untuk menulis tema-tema populer.

4. Playmaker

Biasanya sosok playmaker diidentifikasikan sebagai “otak” yang mengatur permainan sebuah tim sepak bola. Ya, di tangan mereka bentuk permainan tim dirancang dan dikendalikan.

Kapan harus bermain lambat, dan kapan tim harus mempercepat tempo permainan, playmaker-lah yang menentukan. Pemain dalam posisi ini kerap disebut jendral lantaran kepemimpinannya amat diharapkan.

Lantas, pelajaran menulis apa yang bisa kita petik dari sosok pemain ini? Seyogianya kita memiliki sisi leadership layaknya playmaker dalam diri kita.

Sisi inilah yang akan merancang “permainan”. Kapan waktu yang baik untuk mencari ide, merancang outline, dan menggenjot proses penulisan.

Perannya sebagai motivator juga sangat dibutuhkan kala lelah raga dan capek jiwa melanda.

5. Penyerang (Striker)

Inilah posisi paling dinantikan perannya oleh para penonton pertandingan sepak bola.

Tujuan utama permainan sepak bola adalah gol. Dan gol adalah barang langka yang biasanya tak banyak terjadi dalam pertandingan sepak bola.

Seorang striker harus memikul beban berat mencetak gol sesuai posisi yang ditempatinya di ujung depan lapangan.

Salah satu sikap yang akan menunjang keberhasilan seorang penyerang dalam upaya menyarangkan bola ke gawang lawan adalah berani. Striker harus berani merangsek ke kotak penalti lawan, beradu lari dan adu kelihaian dengan bek-bek lawan, dan tentu saja mesti berani menendang atau menyundul bola mengarah ke gawang lawan.

Ketika seorang penulis tidak memiliki keberanian layaknya striker, karya-karyanya tak akan pernah muncul ke permukaan. Meskipun telah menghasilkan sekian banyak tulisan, ia tak akan dikenal dan memberikan manfaat bagi khalayak selama karya-karyanya terus disembunyikan.

Bagaimana menurut Anda? Pelajaran apa lagi yang bisa dipetik dari permainan sepak bola?

Ternyata, banyak sekali pelajaran menulis yang bisa kita serap dari lapangan sepak bola, ya.

Leave a Comment